Perang India-Pakistan: Kekuatan Nuklir Berbahaya, Bailout IMF, Ghazwatul Hind, dan Elite Pasukan Panji Hitam

Perang India-Pakistan: Kekuatan Nuklir Berbahaya, Bailout IMF, Ghazwatul Hind, dan Elite Pasukan Panji Hitam


Warta Bulukumba

– Angin semesta musim semi menyapu dengan keras lapangan gandum di Punjab, menciptakan aroma campuran tanah dan debu akibar adanya ledakan. Dekat sebuah masjid tua di Ahmedpur Sharqia, seorang wanita memegang kuat sepasang sepatu kecil — milik putrinya yang telah menjadi salah satu dari 31 korban serangan oleh India pada malam tersebut.

Perang terbuka antara India dan Pakistan muncul lagi dengan cara yang sangat jelas. Di hari Rabu, tanggal 7 Mei 2025 pada pukul 01:00 pagi waktu lokal, rudal dari India menyerbu enam kota di Pakistan, bahkan mencapai wilayah Kashmir yang dikendalikan oleh Islamabad.

Serangan ini—sebagai bagian dari operasi bernama “Operasi Sindoor”—diduga meratakan dua mesjid, membunuh satu bayi, dan mencederai puluhan orang awam.

Tentara Pakistan dengan cepat melakukan balasan. Pesawat tempur dikerahkan dan militer menyatakan telah sukses menjatuhkan lima pesawat India—pernyataan yang sampai saat ini belum diverifikasi oleh pemerintah Delhi.

Menteri Urusan Luar Negera India mengumumkan bahwa serangan tersebut ditujukan pada “infrastruktur teroris,” klaim yang sudah muncul berkali-kali sejak insiden penyerangan terhadap turis di Pahalgam, Kashmir bagian India, 15 hari lalu. Negara itu juga menuduh kelompok bersenjata dengan dukungan dari Pakistan sebagai dalang utama, tuduhan yang sekali lagi ditepis oleh Islamabad.

Pada konferensi pers yang diselenggarakan pada jam 05:00 pagi, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry mengumumkan bahwa “India telah menyerang area-area sipil, mencakup dua masjid” di kota Muzaffarabad dan Kotli.

India menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari “Operasi Sindoor”, dengan sasaran utama sembilan tempat yang dituding sebagai markas kelompok teroris.

“Setelah peristiwa di Pahalgam, kami tidak berniat untuk tetap tenang,” ungkap petugas dari India tersebut.
The Hindu
, mengacu pada serangan yang menimpa wisatawan di Kashmir India pada tanggal 22 April kemarin.

Tensi Nuklir: Dunia Mengenang Perang Kargil

Laporan
BBC
Menegaskan bahwa ini merupakan ” eskalasi militer yang paling besar sejak Perang Kargil tahun 1999″—saat terakhir dimana bahaya senjata nuklir betul-betul serius. Menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), baik India maupun Pakistan bersama-sama menguasai lebih dari 300 bahan peledak nuklir.

“Setiap pertikaian militer yang terjadi secara langsung di antara dua negara dengan senjata nuklir merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup umat manusia,” ujar analis kawasan Asia Selatan Michael Kugelen.
Al Jazeera
.

Dia menyebutkan pula bahwa ” eskalasi kesalahan perhitungan dapat terjadi hanya dalam waktu beberapa jam.”

Meski demikian, di dalam negara India sendiri, beberapa mantan diplomat telah mengingatkan tentang ancaman dari retorika perang tersebut. “Kita sedang bermain dengan api,” kata Shivshankar Menon, mantan Penasihat Keamanan Nasional India, seperti ditulisnya.
Indian Express
.

IMF, air sungai Indus, dan sobekan hubungan diplomatik

Pada aspek diplomatik, IMF direncanakan akan mengulas paket pinjaman sebesar 7 miliar Dolar AS atau setara dengan 112 triliun Rupiah untuk Pakistan minggu ini. Akan tetapi, India telah menyampaikan kekhawatiran dan meminta supaya dana itu tidak disalurkan, melihat catatan penggunaan dana semacam ini dalam tiga puluh tahun terakhir “harus ditilik lebih jauh,” demikian kata Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri seperti dilaporkan.
BBC
.

World Bank, yang turut mendapat perhatian, menolak untuk terlibat dalam keputusan India tentang pembekuan Perjanjian Air Indus (IWT), sumber utama kelangsungan hidup jutaan penduduk Pakistan.

” Kami menginginkan agar kedua belah pihak bisa menyelesaikan perbedaan pandangan ini dengan menggunakan prosedur yang sudah ditetapkan,” demikian tertulis dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan dan dilansir oleh
Al Jazeera
.

Ghazwatul Hind serta Muhammad Qasim

Meskipun ucapan menjadi alat dalam peperangan, cerita tentang ideologi juga turut berkembang. Konsep Ghazwatul Hind—yang artinya secara literal adalah “peperangan suci di India”—lagi-lagi muncul pada saat intensitas meningkat.

Dalam hal ini, perselisihan antara India dan Pakistan tidak sekadar berkaitan dengan urusan politik global atau pembatasan wilayah. Hal itu mencerminkan ingatan akan sejarah yang panjang, lukanya yang tak kunjung tertutup, serta kisah-kisah yang terus berulang dalam diskusi publik, platform-media-sosial, bahkan menjadi bahan mimpim impian tersendiri bagi banyak anak-anak di Kashmir.

Sejak 2014, nama Muhammad Qasim telah mencuat sebagai fenomena dalam kalangan umat Islam, tak sekadar di tanah kelahirannya yaitu Pakistan, tapi juga merambah ke berbagai negeri Muslim lainnya. Lelaki itu mendapatkan sorotan publik karena menceritakan bahwa impian-impinanya bersumber dari sorgawi. Di rentang waktu tersebut ada dua hal penting yang patut diperhitungkan.

Sejumlah klip yang menjadi tren teratas di TikTok serta bermacam-macam jaringan sosmed menampilkan Muhammad Qasim ketika mengunjungi Indonesia bersama sekelompok temannya mulai september tahun dua ribu dua puluh empat.

Muhammad Qasim berjumpa dengan sejumlah ulama, termasuk Ustad Baequni yang merupakan salah satunya.

Mohammad Qasim terkenal karena membagikan impian-impian yang dialaminya kepada masyarakat luas, serta membongkar visi-visi yang dia klaim berasal langsung dari Allah dan Nabi Muhammad SAW. Yang mencengangkan ialah tak ada satupun ahli agama senior di seluruh penjuru dunia yang mendeklarasikan bahawa impian-impian tersebut keliru atau kontradiktif dengan prinsip-prinsip Agama Islam. Inilah alasan utama yang membuat banyak pihak percaya bahwa apa yang disebarkannya tetap setia pada Al-Quran dan hadits-hadits yang otentik.

Rasulullah SAW berpesan: ‘Seseorang dapat menerima mimpi yang baik sebagai sebagian kecil dari empat puluh enam bagian kenabian.’ (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Perkataan hadits ini kerap dipakai sebagai landasan bagi para pembenarnya seperti Muhammad Qasim untuk menyebutkan bahwa mimpi, khususnya yang positif dan membawa berita bahagia, adalah sebagian dari sifat kenabian. Walaupun demikian, Muhammad Qasim tak menegaskan diri menjadi nabi atau rasul, namun banyak pihak yang memandang mimpi-mimpinya tersebut sebagai simbol serta panduan tentang kejadian-kejadian penting yang bakal terjadi selanjutnya.

Sebagian pendukung Muhammad Qasim justru yakin dia merupakan kandidat Imam Mahdi, figur yang dipercaya muncul di masa terakhir dunia guna memperjuangkan kedamaian dan kebenaran. Akan tetapi, pada berbagai kesempatan, Muhammad Qasim senantiasa mengingkari pernyataan tersebut.

Dia mengklaim bahwa dia bukanlah Imam Mahdi, tetapi hanyalah seorang Muslim yang mendapat petunjuk melalui mimpi untuk menyebarkan beberapa pesan khusus.

Rasulullah SAW pernah berkata: “Semua jejak nabi telah hilang kecuali Al-Mubashshirat.” Orang-orang pun bertanya, “Apakah itu Al-Mubashshirat?” Ia menjelaskan, “Adalah mimpi-mimpi yang sangat indah dan membawa berita gembira.” (Diriwayatkan oleh Bukhari)

Impian Tentang Perang Dunia Ketiga

Sebuah impian bagi Muhammad Qasim adalah visinya tentang Ghazwatul Hind serta Perang Dunia Ketiga. Dia mendeskripsikan Pakistan sebagai kunci utama dalam perjuangan Islam yang mesti dijaga dari ancaman kelompok Illuminati, sesudah benteng-benteng Islam lain seperti Turki dan Kerajaan Arab Saudi jatuh.

Pada mimpiannya, Pakistan tidak hanya bertarung untuk menjaga kemerdekaan, melainkan juga demi keberlangsungan agama Islam.

Pada visi beliau, Pakistan didukung oleh pesawat tempur hitam luar biasa maju, yang dipercaya sebagai kekuatan suci. Impian tersebut menceritakan tentang pertarungan skala besar mendatang, di mana Pakistan akan menjadi pemimpin bagi umat Muslim dalam menentang lawan-lawannya.

Pesawat tempur berwarna hitam itu dipandang sebagai tanda kekuatan serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa bagi kaum Muslim dalam menyelesaikan hambatan-hambatan besar di kemudian hari.

Pasukan Panji Hitam

Tafsir simbolis tentang Pasukan Panji Hitam dalam sejumlah hadits merupakan bagian unik dari cerita impian Mohammad Qasim. Sebagian orang menyebutkan hubungan antara Pasukan Panji Hitam dan pesawat tempur black stealth yang diceritakan dalam imajinasinya. Menurut mereka, hal tersebut bisa dipandang sebagai versi modern dari kekuatan militernya Allah untuk mendukung agama Islam pada zaman datang.

“Rasulullah SAW pernah berpesan: Apabila kamu melihat Bendera-Bendera Hitam muncul dari arah Qabl Khurasan, segeralah mencarai mereka meskipun harus merayap, karena di dalamnya terdapat Khalifah Allah, yaitu al-Mahdi.” (Mustadrak al-Hakim, Hadits no. 8578)

Tafsiran tentang “panji-panji hitam” sebagai lambang Angkatan Udara Islam yang tidak pernah ada sebelumnya mendapat banyak pembicaraan antrepara penggemar Muhammad Qasim. Mereka menyatakan bahwa pertempuran dan peperangan pada masa kini mengharuskan adanya teknologi tinggi, seperti halnya dengan armada pesawat tempur hitam yang ditampilkan dalam mimpinya oleh Muhammad Qasim.

Imran Abbasi dan Awais Naseer merupakan dua tokoh pemikir Muslim yang pertama kali memperkenalkan kisah mimpi Muhammad Qasim kepada masyarakat umum. Meskipun pada awalnya mereka ragu, akhirnya mereka percaya bahwa makna dari mimpi tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.

Dukungan mereka membawa mimpi Muhammad Qasim ke ranah publik yang lebih luas, melalui video dan berbagai publikasi dalam bahasa Urdu dan Inggris.

Di sisi lain dari dukungan yang besar, terdapat pula berbagai keraguan. Adakah bukti pasti bahwa mimpi-mimpi tersebut merupakan anugerah langsung dari Tuhan? Kenapa Muhammad Qasim sangat percaya bahwa penglihatannya itu berasal dari kehendak-Nya? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini tetap memicu diskusi dalam komunitas Muslim hingga saat ini.

Imajinasi Muhammad Qasim membayangkan gambaran masa depan yang sangat berkesan dan optimis untuk umat Muslim. Tetapi, pertanyaan utama yang selalu muncul ialah: bisakan hal tersebut menjadi nyata? Benarkah Pakistan bakal jadi tempat perlindungan akhir bagi Islam?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *