,
JAKARTA – Pemerintahan
Prabowo Subianto
merancang untuk mengoreksi atau menulis kembali
sejarah
Indonesia.
Menteri Kebudayaan
Fadli Zon
Merevelasi kembali tulisan sejarah Indonesia, hal yang pernah dia ungkapkan beberapa waktu yang lalu, pada dasarnya baru memasuki tahap permulaan.
Pada saat ini, kita baru berada di awal proses [merekam ulang sejarah],
update
“Temuan-temuan terbaru, mulai dari zaman prasejarah hingga masa kini, pasti akan diperkuat,” ucap Fadli saat berbicara di Perpustakaan Ajip Rosidi Bandung seperti dikutip dari sumber tersebut.
Antara,
Senin (29/4/2025).
Penulisan ulang sejarah nasional Indonesia ini, kata Fadli, akan melibatkan para sejarawan yang dihimpun dari seluruh Indonesia, termasuk dari perguruan tinggi.
Oleh karena itu, setiap periode dalam sejarah akan mempunyai tim tersendiri yang dirancang untuk tiap bukunya. Tim ini terdiri dari para pakar di bidangnya.
“Pekerjaan kami bukan dimulai dari awal karena telah tersedia Standar Nasional Indonesia pada tahun 1984, kemudian ada ‘Indonesia dalam Arus Sejarah’ di tahun 2012. Kami melanjutkannya serta mengacunya berdasarkan hal-hal tersebut bersama dengan beberapa penelitian yang mendalam,” jelasnya sebagai wakil partai Gerindra.
Bagi pembiayaan mandiri, Fadli menyebut bahwa pihak pemerintahan sudah merencanakan dana untuk melaksanakan analisis serta pengarangannya. Akan tetapi, ia mengungkapkan dirinya tak lagi memori tentang besaran nominal tersebut.
Saat ini ini (anggaran) masih dalam tahap penulisan. Cara penerbitannya nantinya dapat menggunakan skema tersebut.
public-private partnership,”
tuturnya.
Setelah bertemu dengan Masyarakat Sejarahan Indonesia (MSI) di Bandung pada hari Sabtu, 14 Desember 2024, Fadli Zon mengusulkan adanya penyempurnaan terhadap catatan-catatan sejarah nasional.
Catatan sejarah Indonesia akan diupdate sesuai dengan temuan penelitian pakar historis. Kami akan langsung menuangkan tulisan.
updated version
“Atau melakukan perubahan dan penambahan pada buku sejarah kita dalam menyambut 80 Tahun Indonesia Merdeka,” ujar Fadli setelah menghadiri Musyarawah Nasional MSI di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Fadli memberikan contoh revisinya tentang masa prasejarah, dimana sesuai dengan hasil penelitian terkini, sejarah peradaban di wilayah Indonesia ternyata jauh lebih awal dari yang diperkirakan.
Fadli mengatakan bahwa ada ditemukan hal-hal baru, contohnya hasil riset paling mutakhir tentang masa pra-sejarah kita seperti di Gua Leang-Leang Maros. Usia gua ini awalnya dipikir hanya sekitar 5.000 tahun tetapi setelah dikaji ulang ternyata berumur antara 40.000 hingga 52.000 tahun lampau. Jadi informasi tersebut perlu dimasukkan jika tak ada perkembangan lain maka kita lanjutkan saja.
Pada saat bersamaan, Ketua Umum MSI Prof Dr Agus Mulyana menguraikan bahwa perubahan dalam sejarah yang dibicarakan berkaitan dengan informasi serta hasil-hasil baru dari riset historis maupun arkeologis guna menyuntikkan semangat positif kepada masyarakat, lebih tepatnya memperkuat rasa percaya diri.
Terkadang kita merasa kurang percaya diri tentang aspek-aspek keilmuan sejarah. Namun, berdasarkan temuan-temuan dari riset dan artefak sejarah, periode pra-sejarian kita telah berlangsung sangat panjang, mencapai waktu yang jauh lebih awal daripada banyak negara seperti Mesir serta beberapa negara di Benua Eropa, hal tersebut menjadi poin penting untuk dipertimbangkan.
update,”
ucap Agus.